Malam Nisfu Sya’ban dikenal sebagai malam yang penuh berkah, di mana amal perbuatan manusia diangkat dan dicatat dalam catatan tahunan di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan doa, termasuk membaca shalawat. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya bentuk penghormatan dan kecintaan kepada beliau, tetapi juga menjadi wasilah untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat. Selain itu, membaca shalawat di malam Nisfu Sya’ban diyakini dapat mendatangkan ketenangan hati, keberkahan dalam hidup, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Rasulullah SAW. Mengapa hal ini sangat dianjurkan?
Wakil Sekretaris
Komisi Fatwa MUI yang juga Pengasuh Pondok
Pesantren Mifatahul Ulum Jakarta, KH Abdul Muiz Ali menyampaikan, bulan Sya’ban umat Muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat.
Kiai Muiz, begitu akrab disapa menerangkan, dalam kitab Maadza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad bin Alwi al Miliki al Hasani disebutkan bahwa Sya’ban merupakan bulan diturunkannya sholawat.
Oleh karena itu, umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca shalawat. Selain itu, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam separuh (nishfu) Sya’ban.
Merujuk kalender 1445 H, malam separuh (nisfu) Sya’ban jatuh pada Sabtu malam Ahad, 15 Sya’ban 1445 H atau 24 Febuari 2024.
Kiai Muiz menambahkan, ibadah yang dianjurkan pada malam Nisfu Sya’ban yakni dzikir membaca shalawat, termasuk membaca Alquran Surat Yasih sebanyak tiga kali.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Jakarta ini menuturkan, anjuran ibadah ini merujuk perintah keumuman dalam anjuran ibadah. Baik di luar Sya’ban maupun di dalam bulan Syaban.
“Salah satu tradisi masyarakat Indonesia dan mungkin juga di beberapa negara lainnya adalah membaca Surat Yasin selepas shalat Maghrib atau Isya,” kata Kiai Muiz kepada
MUIDigital, Sabtu (24/2/2024).
Kiai Muiz menerangkan, mambaca Surat Yasin pada malam bulan Sya’ban dianggap sebagai bentuk ibadah yang sangat dianjurkan karena diyakini memiliki keutamaan dan pahala yang besar.
Biasanya, kata Kiai Muiz, Surat Yasin tersebut dibaca sebanyak tiga kali dengan niat yang pertama ahat mendapatkan umur yang barokah, terhindar dari marabahaya, dan tidak menggantungkan segala urusan kepada selain Allah.
Kiai Abdul Muiz Ali mengungkapkan, anjuran membaca Suruh Yasin pada malam Nisfu Sya’ban merupakan hasil ijtihad sebagian
ulama sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Darwis.
Kutamaan malam Nisfu Sya’ban dijelaskan oleh imam Syafii dalam kitab Al-Umm:
خَمْسُ لَيالٍ لا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ وَلَيْلَةُ الجُمُعَةِ وَلَيْلَةُ الفِطْرِ وَلَيْلَةُ النَّحْرِ
Artinya: “Ada lima malam yang doa tidak akan ditolak pada malam-malam itu, yaitu: malam pertama di bulan Rajab, malam pertengahan di bulan Sya’ban, malam Jumat, malam (idul) Fitri dan malam idul-adha”
Dalam sebuah hadits juga disebutkan di antara keistimewaan malam Nisfu Sya’ban ini
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَتَهَا، وَصُومُوا يَوْمَهَا، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ، أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ، أَلَا مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ، أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ “
[البيهقي، أبو بكر، شعب الإيمان، ٣٥٤/٥]
Artinya: “Apabila (tiba) malam pertengahan pada bulan Sya’ban, maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku?, maka Aku akan mengampuninya. Adakah orang yang meminta rezeki?, maka Aku akan memberinya rezeki. Adakah orang yang meminta pada-Ku?, maka akan Aku beri. Adakah yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit fajar’” (HR Baihaqi).
Syaikh Al-Albani dalam kitabnya صحيح الترغيب والترهيب juga menganggap Shahih hadits terkait keutamaan malam Nishfu Sya’ban berikut:
1026 – (5) [حسن صحيح] وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال: “يطَّلع اللهُ إلى جميعِ خلقِه ليلةَ النصفِ من شعبانَ، فيغفرُ لجميعِ خلقه إلا لمشركٍ، أو مُشاحن”. رواه الطبراني وابن حبان في “صحيحه”.
Artinya: “Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (ahli bid’ah atau orang yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)” (HR Thabrani dan Ibnu Hibban).