Probolinggo, MUIJatim.or.id
Badan Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur menggelar Bimtek: Pesantren Sehat, Ramah Anak dan Lingkungan, Rabu-Kamis (26-27/10/2022) di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo.
KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum MUI Jawa Timur mengatakan bahwa forum ini sangat strategis dan menjadi salah satu kebutuhan penting saat ini.
“Isu pesantren dan kesehatan ini sangat menarik, terutama setelah kita mengalami bersama-sama pandemi Covid-19 yang menjadi sorotan adalah bagaimana menyambut era baru pasca pandemi. Maka transformasi pesantren sehat ini menjadi keniscayaan dan menjadi kebutuhan kita bersama,” katanya saat membuka acara.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong itu, dalam penanganan masalah kesehatan di pesantren perlu peran MUI sebagai mediasi antara pesantren dengan mitra-mitra terkait yang ada di pemerintahan.
“MUI menjembatani untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap komunitas pesantren dan masyarakat secara luas. Di sinilah tugas MUI untuk memediasi antara pesantren dan mitra-mitra potensial serta instansi instansi terkait agar lingkungan pesantren nyaman dan sehat bagi penghuninya,” terangnya.
Kiai Mutawakkil berharap dari bimtek tersebut para peserta bisa menebarkan pesan-pesan kesehatan kepada pesantrennya masing-masing sehingga bisa benar-benar diterapkan dengan tepat.
“Oleh karena itu, harapan kita semua melalui bimtek ini nanti benar-benar direalisasikan dengan aksi nyata dan agar seluruh pesantren nantinya bisa menyebarkan pesan-pesan kesehatan,” harapnya.
Di kesempatan yang sama, Prof Djoko Santoso Ketua Badan Kesehatan MUI Jawa Timur mengungkapkan bahwa program terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sudah banyak dilaksanakan, namun yang paling penting adalah adanya keistiqomahan.
“Program-program terkait kesehatan sudah banyak dilakukan baik dari Dinas Kesehatan Jatim maupun Kabupaten Probolinggo, namun ini akan berhasil jika ada keistiqomahan. Kita harus bisa janji untuk bagaimana ini bisa istiqomah,” terangnya.
Guru Besar Universitas Airlangga itu berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan angka indeks pembangunan manusia di Indonesia.
“Dari kegiatan ini adalah bagaimana ini nanti ditarik pada indikator kesehatan utama yang dikemas dalam indeks pembangunan manusia,” pungkasnya.
Acara tersebut diikuti oleh 50 perwakilan pondok pesantren se-Jawa Timur serta dihadiri oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, FISIP Universitas Airlangga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Probolinggo.