Trenggalek,-muijatim.or.id.
Banjir yang melanda 5 kecamatan di Trenggalek, berakibat rusaknya beberapa infrastruktur, termasuk fasilitas umum ibadah. Komisi Di Kecamatan Pogalan, pengeras suara di setidaknya tiga mushalla rusak dan tidak dapat berfungsi. Komisi Penanggulangan Bencana (KPB) MUI Jawa Timur mencatat kerusakan juga terjadi pada karpet mushalla yang tak bisa lagi pakai karena terendam lumpur dan sejumlah perangkat lain sebagaimana sarung dan mukena.
“Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan asesment kebutuhan warga pasca banjir, dan mengupayakan penanganganan secepatnya,” kata Syaiful Amin, Sekretaris KPB MUI Jatim.
Amin yang juga ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Timur menyebutkan Mushalla-mushalla yang mengalami kerusakan pengeras suara, antara lain Musholla As Syafa’at RT 12 Desa Ngadirenggo dan Musholla Al Ikhsan RT 14 Desa Ngadirenggo. Satu lagi, Musholla Baitul Rohman RT 10 RW 04 Dsn Ngrayung Desa Ngadirenggo. “Tiga mushalla itu ada di kecamatan Pogalan, Trenggalek,” tambahnya.
Sementara itu, H. Noor Shodiq, Wakil Rektor II Universitas Islam Malang (UNISMA) mengajak masyarakat untuk peduli musibah banjir dan bencana alam lainnya dengan aksi nyata. Pihaknya dan beberapa komponen masyarakat bergerak bersama, membantu yang butuh sekali dibantu dengan membuat gerakam PEDULI BANJIR JAWA TIMUR yang melibatkan TV9 Peduli, Unisma Peduli, LPBI NU Jatim, Rumah Sedekah NU serta Komisi Penanggulan Bencana MUI Jatim. “Kami sepakat bekerjasama menggalang donasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan korban banjir,” ungkapnga.
Saluran donasi kepedulian, bisa dikirimkam melalui Rekening PEDULI BANJIR JAWA TIMUR di BCA 258 234 7272 An Yayasan TV9 Peduli Umat. Bantuan bisa juga berbentuk barang sesuai asesment yang dilakukan tim lapangan.
Gus Shodiq mencontohkan, Unisma Peduli misalnya, telah menyediakan 250 biji sarung, Minyak goreng 175 liter dan sembako. “Mari Sayangi Sesama di Bumi, Maka Engkau Akan Disayangi Yang di Langit,” tambahnya. (*)