Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan (KP3) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur mengadakan rapat menyusunan indikator penilaian untuk persiapan launching MUI Jatim Award Tahun 2022. Rapat dihelat di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Jalan Kertomenanggal VI/1 Surabaya, Jumat (15/4/2022).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua KP3 MUI Jatim Prof Dr Kiai M. Noor Harisudin MFilI berserta Sekretaris Dr Listiyono Santoso dan anggota KP3 MUI Jatim lainnya. Hadir membersamai Wakil Ketua PWM Jatim Prof Thohir Luth dan Prof Biyanto.
M. Noor Harisuddin menerangkan, agenda rapat kali ini untuk menyusun dan mematangkan indikator penilaian agenda MUI Jatim Award 2022. Agenda tersebut bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap MUI kabupaten/kota se-Jatim yang dinilai terbaik.
“Insyaallah, MUI Jatim Award 2022 yang kita gagas ini baru akan pertama kali dilaksanakan di Indonesia. Kami harap setelah rapat penyusunan indikator penilaian ini, sebelumnya kita juga sudah dua kali rapat daring dan dua kali rapat luring, makq agenda MUI Jatim Award 2022 akan segera bisa di-launching,” katanya dalam rapat tersebut.
Prof Haris melanjutkan, adapun instrumen atau indikator yang akan dinilai dari MUI Jatim Award 2022 ini di antaranya terkait dengan manajemen organisasi, pelayanan, inovasi, dan hubungan kerjasama, baik itu hubungan dengan pemerintah maupun nonpemerintah. Adapun kriteria penilaian adalah cukup, baik, dan unggul.
“Semoga nanti bisa diperoleh sebuah kesimpulan mana kinerja MUI kabupaten/kota di Jatim yang nalainya paling bagus. Kan, kadangkala ada MUI yang baik di bidang SDM, tapi lemah di bidang program. Ada yang lemah di program, tapi kuat di hubungan kerjasama,” ujar Guru Besar Ushul Fikih UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember itu.
Bahas Indikator Kinerja
Sekretaris KP3 MUI Jatim Dr Listiyono Santoso menambahkan, agenda ini untuk membahas indikator kinerja dari MUI kabupaten/kota se-Jatim terkait dengan manajemen organisasi yang selama ini diselenggarakan MUI.
Maka, Ia berharap, indikator penilaian itu nantinya bisa berfungsi untuk mengukur dan bisa menjadi sebuah pedoman untuk melihat kesehatan dari sebuah organisasi. Yakni apakah organisasi itu berjalan sebagaimana mestinya atau tidak?
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu dasar untuk kita dalam menentukan sebuah organisasi itu dianggap berkualitas atau tidak. Utamanya terkait dengan kinerja yang selama ini telah dilakukan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Ini itu untuk menilai kinerja organisasi MUI kabupaten/kota, Apakah sudah berjalan atau tidak,” paparnya.
Ia menyatakan, dengan adanya indikator kinerja ini semua gerak langkah dari MUI kabupaten/kota se-Jatim juga bisa by design. Sebaliknya bukan by accident. Yakni, betul-betul dirancang sedemikian rupa sehingga terukur, mulai dari renstra, hingga proses evaluasinya. “Jangan sampai keberhasilan ini berasal dari keberuntungan semata,” ia mengingatkan.
Sementara, Prof Biyanto menegaskan, inti dari penyusunan indikator penilaian untuk agenda MUI Jatim Award ini adalah kita ingin menilai organisasi MUI kabupaten/kota berdasarkan kinerjanya. Sebaliknya, bukan berdasarkan program yang telah disusun atau diinventarisasi.
“Semua harus berdasarkan program yang sudah dikerjakan. Bukan yang diinventarisasi. Karena banyak program yang bagus tapi tidak dijalankan kan banyak. Kita ingin menilai lebih berdasarkan kinerja yang telah dilakukan,” tegasnya.
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini menilai, satu hal yang penting adalah bagaimana MUI kabupaten/kota bisa memiliki terobosan, bukan hanya sekadar program. Yakni, program yang sudah dijalankan.
“Jika ini sukses, MUI Jatim Award yang baru kali pertama ini bisa menjadi bagian dari suces story yang bisa dibawah ke MUI pusat,” tandasnya. (*)