Surabaya, MUI Jatim – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Prof Dr H Mas’ud Said menjelaskan cara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah. Pertama adalah syukur dengan lisan atau ucapan, Kedua bersyukur dengan hati. Hal tersebut ia katakan saat mengisi Ngaji Ramadhan 1445 Hijriyah di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Senin (01/04/2024) sore.
“Namun yang paling hebat adalah manifestasi syukur kita dengan perbuatan. Perbuatan itu banyak, pada kesempatan ini kita sepakati tiga. Yakni mencintai, peduli dan memberi,” katanya.
Jika seseorang mencintai apa saja, itu merupakan lambang syukur. Dengan mencintai, peduli dan memberi dunia akan menjadi damai. Jika tidak ada cinta tidak ada masa depan, jika tidak ada cinta bisa dipastikan akan penuh dengan pertengkaran. Maka Generasi Z harus bersyukur jika di dalam hatinya masih ada rasa cinta.
“Shadaqah, infaq, zakat, wakaf itu adalah manifestasi (Giving) atau memberi. Hal ini merupakan tingkat kesyukuran paling tinggi. Olehkaranya kita dianjurkan menjadi orang yang kaya, karena dengan begitu kita bisa memberi,” ujarnya.
Di dalam harta orang kaya ada hak orang miskin, dengan kata lain siapa yang kaya dia harus berbagi. Berucap alhamdulillah merupakan ucapan tersendiri. Para ulama bersyukurnya dengan hati, memejamkan mata untuk merasakan nikmat yang diberi oleh Allah kemudian mereka menangis bahagia. Namun bagi orang awam zakat, infaq, shadaqah dan wakaf adalah komunikasi rasa syukur yang paling tinggi.
“Saya dapat informasi dari BAZNAS, bahwa di Indonesia tahun 2024 potensi zakat sebesar 327 Triliun. Namun tergali tidak sampai 3 Triliun,” ungkapnya.
Di Jatim menurut data BAZNAS tahun 2022 ada potensi 36 Triliun, bisa jadi tahun 2024 ini meningkat. Namun yang digali tidak sampai 10%. Di Surabaya potensinya 7 Triliun, Kota Malang yang hanya lima kecamatan 1,1 Triliun.
“Maknaya ilalah, walaupun ada data menyebutkan Indonesia negara yang umat muslimnya paling dermawan. Namun masih terpaut jauh untuk zakat, infaq, shadaqah, wakaf,” ujarnya.
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) itu mengajak Generasi Z untuk mengelorakan gerakan wakaf, zakat, infaq, shadaqah.
“Yaitu mengumpulkan secara seksama dengan niat yang baik dan profesional melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ). Kita harus memperkuat ekosistem penarikan zakat dan memberikan kepada delapan asnaf yang berhak,” tandasnya.
“Jika di Jatim tergali 10% saja maka sangat banyak orang yang bisa ditolong. Akan banyak beasiswa yang bisa diberikan kepada anak-anak yang pandai namun tidak memiliki biaya,” imbuhnya.
Pewarta : Boy Ardiansyah