Surabaya, MUI Jatim – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, KH M Sudjak memaparkan tiga kelompok secara psikologis dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Hal tersebut ia jelaskan saat mengisi ceramah menjelang tarawih di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Selasa (11/03/2024).
“Pertama adalah kelompok yang tidak senang ketika mendengar akan datang ramadhan. Karena merasa tidak nyaman. Difikirannya akan repot seperti bangun malam untuk masak dan saur,” katanya.
Kemudian kelompok yang kedua merasa biasa-biasa saja saat menyambut bulan Ramadhan, karena merasa tidak ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lalu kelompok ketiga merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan. Kelompok ketika ini merasa senang karena banyak alasan. Seperti dalam hadist Nabi Muhammad SAW ketika akhir bulan Sya’ban nabi berkhutbah dan mengatakan wahai manusia, sungguh kalian akan masuk pada bulan yang agung. Tidak ada bulan lain selain bulan Ramadhan yang disebut bulan yang agung.
“Bulan yang penuh keutamaan, keberkahan, kebaikan. Bulan dimana di dalamnya ada satu malam yang satu malam itu lebih baik dari pada seribu bulan,” ucapnya.
KH M Sudjak menyebutkan bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah menjadikan puasa sebagai ibadah fardhu, menjadikan shalat malam sebagai sunnah dan barang siapa yang beribadah yang nilainya sunnah maka dinilai fardhu di dalam Ramadhan.
“Dan barang siapa yang mengerjakan sesuatu yang nilainya fardhu sebagaimana mereka itu mengerjakan tujuh puluh fardhu di luar bulan Ramadhan,” ungkapnya.
“Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberikan buka puasa berupa satu kurma atau seteguk air atau seteguk susu,” pungkasnya.