Probolinggo, MUIJatim.or.id
Dalam rangka merespons perubahan sosial keagamaan di tengah masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menyelenggarakan agenda silaturahim. Kali ini kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Pajarakan, Probolonggo, Sabtu (12/08/2023). Kegiatan dihadiri ratusan peserta yang merupakan perwakilan dari MUI kabupaten dan kota yang ada di kawasan Tapalkuda.
KH Hasan Mutawakkil Alallah selaku Ketua MUI Jawa Timur sekaligus tuan rumah menyampaikan beberapa hal dalam sambutannya. Salah satunya adalah tiga program prioritas MUI Jatim.
“Di antaranya adalah peningkatan kualitas kehidupan keagamaan, pengembangan kualitas kehidupan kesejahteraan masyarakat, dan pengembangan ekosistem industri halal,” kata kiai yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut.
Kepada peserta yang hadir, Kiai Mutawakkil menjelaskan bahwa dari tiga klaster tersebut ada sejumlah devisi yang sangat berperan. Dengan demikian, kepengurusan MUI di kabupaten dan kota di Jawa Timur untuk terus melakukan konsolidasi dan sinergi.
Yang juga disampaikannya adalah bahwa saat ini sudah memasuki tahun politik. Dan sebagai bagian dari bangsa Indonesia, maka harus menyukseskan hajatan tersebut sesuai tahapan yang ada. Dalam waktu mendatang akan banyak proses menuju pemilu yang juga mendesak untuk diketahui dan disukseskan bersama.
“Oleh karenanya, kita akan menyaksikan agenda-agenda besar menjelang tahun 2024,” terang Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini.
Dirinya mengemukakan bahwa hak setiap warga negara untuk aktif dan turut berperan serta pada tahapan pemilu tersebut. Hanya saja, dirinya mengingatkan untuk lebih waspada, apalagi menjadi bagian dari MUI.
“Saya bukan melarang pengurus MUI untuk berpolitik. Tetapi saya cuma berpesan, masuklah ke politik bangsa dan negara yang menjaga kesatuan dan Pancasila, serta juga politik value yakni akhlak,” jelasnya.
Selain itu, Kiai Mutawakkil juga menyampaikan bahwa MUI punya tanggung jawab besar untuk menjaga marwah keislaman dan keindonesiaan. Karenanya, penting untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
“Langkah awal yang sudah MUI Jawa Timur lakukan adalah mengeluarkan fatwa tentang politik identitas,” tegasnya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa politik identitas merupakan alat politik yang digunakan dengan tujuan tertentu oleh kelompok tertentu. Ciri khasnya adalah mereka memakai SARA yang tentunya ujung dari hal ini tidak akan lepas dari caci maki.
Di akhir sambutan, Kiai Mutawakkil menyampaikan pantun. “Bertemu Shahrukh Khan di depan Taj Mahal. Film India artisnya Kajol. Mari galakkan industri halal, ekonomi merata pertumbuhannya jempol,” katanya menutup sambutan.
Silaturahim ini merupakan kegiatan pertama dengan menjangkau kawasan Tapalkuda. Kegiatan serupa akan diselenggarakan di kawasan Matraman 1 yakni di Ponorogo, Matraman2 di Nganjuk. Sedangkan untuk Madura dipusatkan di Bangkalan, serta kawasan Pantura lokasinya di Gresik.