Surabaya, MUIJatim.or.id
Industri halal menjadi kebutuhan penting tidak hanya di Indonesia namun di dunia karena industri halal sudah masuk pada gaya hidup global. Hal tersebut dikatakan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam kegiatan MUI Jawa Timur yang bertajuk Konsolidasi Organisasi untuk Penguatan Industri Halal, Ahad (09/04/2023) di Hotel Bumi Surabaya.
“Tidak ada hubungan antara industri halal dengan agama mayoritas suatu bangsa, artinya agama tidak berkaitan dengan industri halal. Oleh karena itu, saat ini industri halal menjadi life style global dan lokomotif bagi perekonomian,” katanya.
Dewan Pertimbangan MUI Jawa Timur itu juga menyebutkan bahwa Jawa Timur sudah menangkap peluang industri halal salah satunya dengan berdirinya enam Lembaga Penjamin Halal (LPH) berbasis perguruan tinggi.
“Di Jawa Timur sudah ada enam LPH berbasis perguruan tinggi yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN SATU Tulungagung dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Selain itu, jumlah Rumah Potong Hewan (RPH) halal di Jawa Timur juga terus meningkat. Di tahun 2022 ada 14 RPH halal, di tahun ini jumlahnya naik menjadi 55 dari total keseluruhan 139 RPH.
“Targetnya di tahun 2023 100 persen RPH di Jawa Timur telah tersertifikasi,” terangnya.
Pihaknya menyebutkan bahwa hal yang demikian bagiann dari proses agar industri halal terus bergeliat di Jawa Timur, serta benar-benar dilakukan dengan proses yang halal. “Jadi, ini proses. Menuju Indonesia dengan kontribusi besar pada industri halal,” pungkasnya.
Diketahui, kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum MUI Jatim KH Mutawakkil Alallah, KH Fuad Noer Hasan Pengasuh Pesantren Sidogiri, dan ulama lainnya. Turut hadir pula Dewan Pimpinan MUI kabupaten/kota se Jatim.