Memasuki bulan Maret 2025 ini, kita semua bersyukur bulan Ramadan 1446 Hijriah telah tiba.
Umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menyambut bulan suci dengan pelbagai cara agar kewajiban beribadah puasa sebulan penuh dapat dijalankan dengan khusuk.
Ibadah sebagai alasan mendasar untuk menjawab hakekat penciptaan dan keberadaan manusia di muka bumi. Dalam Alquran surah Adz-Dzariyat ayat 56 Allah SWS berfirman, bahwa penciptaan manusia tak ada kata lain kecuali bertujuan untuk beribadah kepadaNya.
Dalam khazanah agama Islam, makna ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi laranganNya. Ibadah berbentuk amal saleh yang dilaksanakan berdasarkan syariat baik pada kitab suci Alquran maupun as-sunnah.
Perintah ibadah kepada manusia sesuai perintah Allah dalam surah al-Baqarah ayat 21.
Allah SWT memerintahkan umat Islam agar taat beribadah dan menyembah hanya kepada-Nya. Perintah untuk beribadah juga sebagai satu risalah yang disampaikan baginda Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW bersabda melalui hadis yang diriwatkan Al-Malik, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi.
Bahwa telah ditinggalkan dua perkara yang kalian tak bakal sesat jika berpegang pada keduanya, yakni kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Umat harus semangat dalam beribadah.
Bulan Ramadan ini adalah momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah.
Umat Islam tak boleh melewatkan bulan suci ini, dengan menjalankan berbagai bentuk ibadah lebih intensif dan penuh kekhusukan.
Di samping puasa, dapat pula beribadah dalam pelbagai bentuk lainnya.
Di antara bentuk ibadah yang sangat disarankan untuk dilakukan adalah shalat tarawih dan qiyamul-lail sebagai rangkaian ibadah di malam hari dengan pelbagai keutamaannya.
Bahkan mengakhirkan makan di kala sahur dan berbuka tepat waktu dihitung pula sebagai ibadah mulia.
Ibadah lain adalah membaca Alquran, mengkaji imu agama dan ibadah lain yang bernilai tambah baik untuk diri pribadi maupun sosial, misalnya dengan memperbanyak sedekah.
Umat juga melakukan iktikaf sebagai sarana muhasabah atau koreksi diri di masjid sepanjang malam.
Jangan biarkan bulan suci Ramadan berlalu tanpa nilai tambah bagi kehidupan kita, yang lebih baik dan berkualitas dari waktu ke waktu.
Utamakan dulu semua faktor yang menyatukan diri kita untuk selalu dapat beribadah, hingga setelah Ramadan nanti berakhir. #ayoibadahdulu.
Artikel ini ditulis oleh Prof Jusuf Irianto, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Jawa Timur kerja sama MUI Jawa Timur dengan Tribun Jatim dan Harian Surya.