Kaum muslimin Indonesia bahkan juga kaum muslimin di seluruh dunia kini bergembira dengan telah tibanya Bulan Ramadhan, suatu bulan yang sangat dinanti-nanti dan diharap kedatangannya.
Penantian akan tibanya bulan tersebut paling tidak dimunajatkan dua bulan sebelum kehadirannya, yaitu pada bulan Rajab, hal ini dapat kita pahami dari rangkaian ungkapan do’a (yang konon berasal dari sabda rasul) yang sudah sangat populer di kalangan kaum muslimin, yaitu:
اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Artinya: “Ya Allah berilah kami keberkahan pada Bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikan kami pada bulan Ramadhan.”
Dalam penelitian banyak ahli hadits menyebutkan bahwa Riwayat di atas tergolong hadits dhaif (hadits yang diragukan keabsahannya untuk disandarkan kepada nabi) karena berbagai alasan, namun memohon agar diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa bertemu dengan Bulan Ramadhan adalah sesuatu yang tidak dilarang (boleh boleh saja).
Rasanya bukan tanpa alasan, bila kita sangat berharap berjumpa dengan Bulan Ramahan, suatu bulan yang memiliki berbagai keutamaan, antara lain:
- Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana doa-doa dikabulkan dan ampunan diberikan,
- Pahala berlipat ganda, setiap amal ibadah yang dilakukan selama Ramadan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dibandingkan bulan lainnya,
- Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, selama Ramadan, pintu surga dibuka lebar, sementara pintu neraka ditutup, memberikan kesempatan lebih besar bagi umat Islam untuk meraih ampunan dan rahmat Allah,
- Setan dibelenggu, selama Ramadhan ruang gerak setan untuk mengganggu dan menggoda manusia tidak leluasa seperti di bulan bulan lainnya,
- Membebaskan hamba dari siksa neraka, pada setiap malam malam ramadan Allah membebaskan (sejumlah) hamba-Nya dari siksa api neraka.
Amalan amalan tersebut dapat diurai secara singkat sebagai berikut:
1. Amalan yang hanya terdapat di Bulan Ramadan:
a. Puasa, amalan yang memiliki status hukum wajib:
Allah berfirman sebagaimana termaktub dalam surat al-Baqarah 185 yang Sebagian potongan ayatnya:
……فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ ….
Artinya: ’’Barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa’’
Puasa di Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam, sebagaimana dalam sebuah hadits shahih Riwayat imam Bukhari dari sahabat Abdullah ibnu Umar, Nabi bersabda:
بُنِيَ الإسلامُ على خمسٍ شَهادةِ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ وإقامِ الصَّلاةِ وإيتاءِ الزَّكاةِ
وصَومِ رمضانَ وحجِّ البيتِ لمنِ استطاعَ إليهِ سبيلًا
Artinya: “Islam dibangun di atas lima (pondasi), yaitu dua kalimat syahadat, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di Bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.”
b. Shalat malam (tarawih), amalan yang memiliki status hukum sangat dianjurkan, sebagaimana riwayat yang disepakati oleh banyak para perawi hadits, dari sahabat Abi Hurairah, Nabi bersabda:
مَن قام رمضان إيمانًا واحتسابًا، غُفِر له ما تقدَّم من ذنبه . متـفق عليه
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan ibadah shalat malam hari di Bulan Ramadhan ( tarawih ), diampuni dosa dosa masa lalunya.”
c. Amalan lainnya yang sangat dianjurkan adalah sahur , makan menjelang tibanya waktu shubuh, sebagai sebuah ibadah yang penuh nilai kebaikan atau keberkahan, sebagaimana riwayat imam Ahmad dan Imam an-Nasai dari sahabat Abi Hurairah, Nabi bersabda:
تسحروا فان فى السحور بركة
Artinya: “Bersahurlah kalian, karena sesungguhnya sahur itu penuh keberkahan (nilai kebaikan)”
2. Amalan yang sangat dianjurkan di Bulan Ramadhan
Ada banyak amalan yang berlaku secara umum, dapat diamalkan kapan dan dimana saja sesuai konteks, namun sangat ditekankan dan dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan, yaitu antara lain:
a. Membaca al-Qur-an, amalan ini dapat dilakukan kapan dan dimana saja, namun memiliki nilai dan keutamaan beda bila dikerjakan di Bulan Ramadhan, al-Qur-an diturunkan pada Bulan Ramadhan, sebagaimana firman dalam surat al -Baqarah 185 yang sebagian kalimatnya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
Artinya: “……. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur-an …..”
Bahkan Nabi setiap hari di Bulan Ramadhan ini membaca al-Qur-an di hadapan Malaikat Jibril, ketika Jibril datang menemui beliau dan menguji hafalan firman Allah yang diturunkan kepada-Nya.
b. I’tikaf (berdiam) di masjid, amalan sederhana, namun memiliki nilai dan keutamaan besar, terlebih bila dikerjakan pada Bulan Ramadhan. Sebagaimana Riwayat imam Bukhari dan imam Muslim dari sahabat Abdullah ibnu Umar, Nabi bersabda:
كان يعتكف في العشر الأواخر من رمضان. رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Sungguh nabi melaksanakan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan”
c. Kepekaan sosial, memiliki kepekaan sosial dan membantu meringankan beban sesama adalah amalan terpuji yang tidak mengenal waktu dan tempat, dapat dilakukan kapan dan dimana saja, namun kepekaan sosial yang dilakukan di Bulan Ramadhan, sungguh memiliki nilai lebih dibanding bulan bulan lainnya. Pada Bulan Ramadhan, prilaku kedermawanan nabi sungguh sangat luar biasa. Hal ini dapat kita kethui dari riwayat imam Bukhari dan imam Muslim dari sahabat Abdullah ibnu Abbas, dia berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس وكان أجود ما يكون في رمضان
Artinya: “Nabi adalah orang yang dikenal paling dermawan disbanding manusia yang lain, namun pada Bulan Ramadhan, kedermawanan beliau lebih meningkat lagi.”
Kedermawanan dan kepekaan sosial pada Bulan Ramadhan ini dapat pula diwujudkan dengan memberi makan (sembako) yang merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan, sebagaimana Riwayat imam at Tirmidzi dan imam Ibnu Majah, dari sahabat Zaid bin Khalid al Juhni, Nabi bersabda:
مَن فطَّر صائماً كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيء
Artinya: “Barang siapa memberi buka orang yang berpuasa, maka baginya pahala ( sejumlah orang yang diberi) tanpa mengurangi pahala puasa mereka.”
d. Melaksanakan umroh, melaksanakan umroh di bulan Ramadhan sungguh merupakan amalan yang memiliki kelipatan keutamaan dibanding bila dikerjakan di luar Ramadhan, sebagaimana hadits Riwayat Imam Ibnu Majah, Nabi bersabda:
عمرة فى رمضان تعدل حجة
Artinya: “Umroh di Bulan Ramadhan (nilai pahalanya) menyamai ibadah haji”
e. Menjauhi atau meninggalkan perbuatan dan ucapan yang dilarang agama, sebagaimana riwayat Imam Bukhari dari sahabat Abi Hurairah, Nabi bersabda:
مَن لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Artinya: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan haram, maka Allah tidak butuh rasa lapar dan haus yang ditahannya (saat berpuasa).”
Artikel ini ditulis oleh Dr. Alwi, Ketua Komisi Pemberdayaan Dana Umat MUI Jawa Timur dalam program Hikmah Ramadhan kerja sama MUI Jawa Timur dengan Tribun Jatim dan Harian Surya.