الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ يُمِدُّ مَنْ أَطَاعَهُ بِالنَّصْرِ الْمُبِيْنِ. وَيُجَازِي مَنْ جَاهَدَ فِى سَبِيْلِهِ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنْ. وَنَاصِرُ الْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُونَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ قَدْ قَالَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الَّذِيْن آمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُوْنَ. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ. خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ
Hadirin, sidang Jum’at yang berbahagia
Pertama-tama, selaku khatib pada hari ini saya berwasiat kepada diri saya sendiri serta mengajak hadirin sekalian untuk bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya (اِمْتِثَالُ اْلأَوَامِرِ وَاجْتِنَابُ النَّوَاهِي). Karena taqwa merupakan modal utama yang akan memudahkan kita sekalian menyelesaikan segala macam problematika kehidupan serta mendapatkan rizki dari jalan yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya.
Sebagaimana telah dijanjikan Allah SWT dalam surat Al-Thalaq ayat 3 :
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pasti Dia akan memberikan kepadanya jalan keluar (dari segala problema yang dihadapi) dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka sebelumnya”.
Demikian juga firman-Nya dalam surat Al-Thalaq ayat 4 :
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pasti Allah akan memberikan kemudahan dalam segala urusannya”.
Kaum muslimin, Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah
Beberapa tahun yang lalu, ketika umat Islam akan meninggalkan abad XIV Hijriyah dan memasuki abad XV Hijriyah banyak futurolog yang meramalkan bahwa abad XV Hijriyah merupakan abad kebangkitan dunia Islam. Para futurolog tersebut tidak hanya datang dari kalangan umat Islam, tetapi juga non muslim.
Tidak kurang dari majalah Time, majalah mingguan internasional yang besar pengaruhnya di seluruh dunia, pada edisi 6 April 1979 telah menulis laporan khusus tentang Dunia Islam. Pada cover majalah tersebut tertulis dengan huruf-huruf besar “Islam The Mililant Revival” yang berarti “Kebangkitan Islam Yang Penuh Semangat Juang”.
Pemimpin majalah ini telah mengerahkan 24 orang wartawannya dari 16 kantornya yang tersebar di seluruh dunia untuk mengumpulkan data-data tentang gelombang kebangkitan Dunia Islam, yang di antaranya dengan melakukan wawancara dengan para tokoh dan negarawan Islam internasional.
Sesudah mempelajari laporan itu, pemimpin majalah Time tersebut dalam pengantarnya berkata bahwa sejak dari Cassablanca dan Aljazair sampai ke Teheran dan Karachi, Islam sedang membenahi dirinya sebagai imbangan dari pengaruh Dunia Barat. Selanjutnya ia mengatakan bahwa kami ingin meneliti kebangkitan Islam tidak hanya sebagai suatu keyakinan, tetapi juga sebagai kekuatan politik dan ideologi ketiga yang penuh potensi untuk bersaing dengan Marxisme dan kebudayaan Barat.
Bahkan George E. Kirk dalam bukunya “Contempori Arab Political” yang terbit di New York pada tahun 1961, telah membuat perbandingan antara kebangkitan Dunia Islam dengan Renaissance Dunia Barat Kristen. Dikatakannya, bahwa kalau Eropa Kristen melakukan renaissance pada akhir abad XIV dan awal abad XV Masehi, maka kebangkitan Dunia Islam akan terjadi pada akhir abad XIV dan awal abad XV Hijriyah.
Para futurolog di atas, mendasarkan ramalannya tentang Kebangkitan Dunia Islam pada berbagai potensi sebagai berikut :
Pertama, potensi yang berupa ajaran agama Islam itu sendiri. Islam sebagai agama yang dianut para umatnya, adalah satu-satunya agama yang mempunyai dimensi yang dapat menjawab berbagai persoalan asasi umat manusia sepanjang masa, baik masa lalu, masa kini mapun masa yang akan datang.
Kedua, potensi yang berupa jumlah umat Islam yang cukup besar yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Pada saat sekarang ini, jumlah umat Islam di seluruh dunia tidak kurang dari satu setengah milyar jiwa yang merupakan seperempat atau seperlima dari jumlah seluruh penduduk bumi.
Di samping itu, perkembangan umat Islam di negara-negara maju cukup menggembirakan. Di Amerika Serikat, dewasa ini umat Islam merupakan masyarakat beragama terbesar kedua setelah umat Kristen. Perkembangan gerakan Islam dan bertambahnya kaum muslimin di kawasan Amerika itu semakin meningkat pada tiga dasawarsa terakhir ini. Di Jepang, perkembangan Islam juga sangat menggembirakan.
Gerakan Islam yang berpusat di Klinik Islam yang digerakkan oleh Japan Islamic Congress telah berhasil merangsang kaum intelektual negeri sakura itu untuk berduyun-duyun masuk Islam. Demikian juga yang terjadi di berbagai bekas negara Uni Soviet dan Yugoslavia.
Ketiga, potensi yang berupa kekayaan alam yang dimiliki oleh negara-negara Islam. Negara-negara Islam banyak diberkahi oleh Allah SWT dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah. Jika negara-negara Islam atau negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas (berilmu dan bertaqwa), dapat dipastikan umat Islam akan hidup sejahtera di bawah naungan ridla Allah SWT.
Melihat kenyataan di atas, maka musuh-musuh Islam tidak tinggal diam. Mereka tidak rela jika Dunia Islam bangkit dan menguasai peradaban dunia. Mereka tidak rela jika umat Islam maju dan mengalahkan mereka. Bahkan menurut Samuel Huntington, bahwa sesudah runtuhnya komunisme, maka Islam-lah satu-satunya kekuatan yang akan berhadapan dengan Dunia Barat.
Oleh karena itu mereka berusaha menghambat, bahkan menghalang-halangi kebangkitan Dunia Islam. Mereka berusaha memarginalisasikan umat Islam. Di antara cara-cara yang mereka lakukan untuk mewujudkan niat buruk tersebut adalah :
Pertama, dengan mengadu domba sesama negara Islam. Seperti Irak dengan Iran. Irak dengan Kuwait dan Saudi Arabia. Iran dan Yaman dengan Saudi Arabia. Dalam melakukan adu domba, mereka tidak segan-segan menggunakan senjata yang berupa perbedaan madzhab dan aliran teologi antar negara Islam. Seperti aliran Syi’ah dengan Sunni, Fundamentalis dengan Moderat dan sebagainya.
Dengan diadu domba, maka negara-negara Islam menjadi lemah dan perekonomiannya hancur berantakan. Hal ini dapat dibuktikan, bahwa perang Iran – Irak telah menjadikan dua negara Islam ini lemah tidak berdaya. Demikian juga setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat berhasil mengadu domba Irak dengan Kuwait dan Saudi Arabia, maka Irak menjadi negara yang sangat lemah. Apalagi sesudah mereka berhasil “memaksa” PBB untuk melakukan embargo terhadap Irak, maka Irak menjadi semakin lemah.
Untuk mengeruk kekayaan Saudi Arabia dan Kuwait serta menghancurkan perekonomiannya, maka Amerika Serikat dan negara-negara Eropa membebani kedua negara Islam yang sangat kaya ini dengan kewajiban membayar biaya pengiriman pasukan multi nasional yang telah “berjasa” menghancurkan Irak. Hal ini dilanjutkan dengan pengiriman pasukan keamanan di Arab Saudi dan Kuwait setelah mereka menakut-nakuti kedua negara Islam ini bahwa Irak akan melakukan serangan balasan kepada mereka. Dengan cara demikian, maka tanpa terasa kekayaan negara-negara Islam telah digerogoti oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Kedua, dengan memecah belah negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Sebagai contoh Indonesia dan Malaysia. Pada tahun 1975, atas desakan negara-negara Barat Indonesia menerima penggabungan Timor Timur menjadi bagian dari wilayah Indonesia.
Setelah dibangun dengan biaya yang mahal serta pengorbanan jiwa dan harta yang tidak ternilai, negara-negara Barat mengusik status Timor Timur. Karena selalu diusik maka pada tahun 1999 Indonesia terpaksa melepaskan Timor Timur dan akhirnya berdiri sendiri menjadi negara Timor Leste. Hal ini tentu tidak terlepas dari skenario negara-negara Barat untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demikian juga ancaman disintegrasi wilayah Aceh, Ambon, dan Irian Jaya juga tidak terlepas dari skenario negara-negara Barat yang tidak rela melihat negara Indonesia bersatu dan maju, karena penduduknya mayoritas beragama Islam. Demikian juga pertentangan antara Perdana Menteri Malaysia DR. Mahatir Mohammad dengan mantan Deputy Perdana Menteri, Anwar Ibrahim juga tidak terlepas dari skenario Barat untuk melemahkan posisi negara Malaysia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Ketiga, dengan mengeruk kekayaan negara-negara Islam atau negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Hal ini mereka lakukan dengan cara mengeksploitasi hasil alam negara-negara Islam sebagai bahan pokok industri mereka. Di samping itu juga dengan menaikkan nilai tukar dolar atas mata uang negara-negara Islam seperti Indonesia, Irak dan lain-lainya. Bahkan juga dengan cara mengadu domba sesama negara Islam seperti telah disebutkan di atas.
Keempat, dengan mendiskriditkan agama Islam sebagai agama tetoris dan melontarkan tuduhan kepada para pemimpin negara Islam dengan berbagai tuduhan yang keji. Seperti anti demokrasi, melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), biadab dan sebagainya.
Hal ini dapat dilihat dari kasus yang menimpa Presiden Libya Muammar Kadafy yang dituduh teroris. Demikian juga terhadap para pemimpin negara Iran beberapa waktu lalu.
Kelima, meracuni generasi muda Islam dengan berbagai macam hiburan dan kesenangan serta berbagai kebudayaan Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini antara lain dilakukan dengan cara menumbuhkan image dalam diri generasi muda Islam, bahwa kehidupan modern adalah kehidupan yang ditandai oleh gaya hidup yang serba glamour seperti mengkonsumsi narkotika, pil ektasi dan obat-obatan terlarang lainnya.
Model pakaian wanita yang mempertontonkan aurat (lekuk-lekuk tubuh wanita), budaya free sex (kumpul kebo) dan sebagainya. Dengan cara demikian, maka negara-negara Barat telah menghancurkan masa depan generasi muda Islam karena mereka menjadi generasi pemabuk, teler dan syaraf-syarafnya terganggu sehingga malas belajar dan tidak mampu berfikir dengan baik. Akibatnya, negara-negara Islam tidak akan bisa bangkit.
Agar Dunia Islam mampu bangkit, maka kita harus bekerja keras dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memperkokoh keimanan dan meningkatkan amal shaleh umat Islam. Karena dengan iman yang kokoh serta amal shaleh, kita pasti akan meraih kemenangan sehingga mampu memimpin dunia. Sebagaimana telah dijanji-kan Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 55 :
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُم وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلِيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِيْ ارْتَضَى لَهُمْ وَلِيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمُ أَمْنًاطيَعْبُدُوْنَنِيْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْئًاطوَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْن
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.
2. Mempekuat ukhuwah Islamiyah dengan melakukan silaturrahim dan dialog terutama antar tokoh Islam. Dengan cara demikian, insya Allah umat Islam tidak mudah diadu domba dan dipecah belah. Jika ukhuwah Islamiyah lemah, maka umat Islam mudah diadu domba dan dipecah belah oleh musuh-musuh Islam. Sebagaimana telah diingatkan oleh Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 :
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا
“Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai berai”.
3. Berjuang bersama-sama untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, (SDM) ummat Islam serta memerangi kekufuran, kedlaliman, kemungkaran dan berbagai macam penyampingan lainnya. Dalam berjuang, umat Islam harus rela mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk meraih ‘izzu al-Islam wa al-muslimin (kejayaan Islam dan ummatnya). Bagi mereka yang dianugerahi ilmu pengetahuan, sumbangkanlah ilmu pengetahuannya. Demikian juga yang memiliki harta benda, pangkat, jabatan dan sebagainya. Dengan demikian pasti kita akan meraih kemenangan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana telah dijanjikan Allah SWT dalam surat At-Taubat ayat 20 -22 :
اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُوْنَ. يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ. خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menghibur mereka dengan memberikan rahmat, keridlaan dan surga. Mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اْغِفْر وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاِحِمِيْنَ
الخطبة الثانية لكل الجمعة
(Khutbah Kedua, bisa untuk Setiap Jum’at)
الْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيْحِ الْغُرَرِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْا الْخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْا عَنِ السَّيِّئَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ قَدْ قَالَ فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَملاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيهِْ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأَجِيْبُوْا اللهَ إِلَى مَا دَعَاكُمْ وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى مَنْ بِهِ اللهً هَدَاكُمْ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ اللهُ عَنَّا وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِينَْ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنِ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً طَيِّبَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكَامُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ. يَا إِلَهَنَا وَإِلَهَ كُلِّ شَيْءٍ. هَذَا حَالُنَا يَا اللهُ لاَ يَخْفَى عَلَيْكَ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِ خْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ. وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
*Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat