Surabaya, MUI Jatim
Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PPRK) MUI Jawa Timur kembali meluncurkan program Akademi Digital Lansia (ADL) yang berfokus pada pemberdayaan lansia dalam memanfaatkan teknologi digital dengan aman dan bijak. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PPRK MUI Jatim, Tular Nalar (Program Literasi Media), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Program yang bertajuk Lansia Berbudi (Bugar Bersama Digital) ini dilaksanakan dengan dukungan penuh dari Prof. Dr. Mutimmah Faidah, Direktur Pencegahan & Penanggulangan Isu Strategis Unesa, serta Rektor Unesa selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unesa. Kegiatan Akademi Digital Lansia digelar pada Jumat (01/10/2024) pukul 10.00. Kegiatan yang digelar di Rektorat Unesa itu diikuti oleh 100 peserta terdiri dari anggota Dharma Wanita Persatuan Unesa.
Ketua PPRK MUI Jatim mengungkapkan bahwa ADL bertujuan memberikan bekal literasi digital bagi para lansia agar mereka lebih cerdas dan berdaya dalam menghadapi era digital yang serba online.
“Dalam program ini, lansia akan dibekali dengan pengetahuan serta keterampilan agar mampu mengakses layanan digital secara mandiri, melindungi privasi, serta menangkal berbagai jenis penipuan digital yang sering kali menargetkan kelompok usia lanjut,” jelasnya.
Melalui ADL, PPRK MUI Jatim bersama Tular Nalar dan Unesa berupaya mengantisipasi dampak negatif dari perubahan gaya hidup digital, seperti meningkatnya kasus penipuan daring yang sering menyasar kelompok rentan, termasuk lansia.
“Sebuah penelitian tahun 2022 oleh Center for Digital Society (CfDS) UGM menunjukkan bahwa 66,6% dari 1.700 responden pernah menjadi korban penipuan digital, yang sebagian besar dialami kelompok usia Baby Boomer dan Generasi Z,” katanya.
Lansia Fokus Kesehatan Fisik, Mental, dan Keamanan Digital
Program Lansia Berbudi memberikan sejumlah panduan agar lansia tetap sehat baik secara fisik maupun digital. Menurut Prof. Mutim, Lansia Berbudi memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia, memberikan akses informasi dan layanan online yang aman, serta menjaga hubungan sosial melalui platform digital. Lansia akan dibekali dengan cara-cara untuk menjaga privasi online, meningkatkan kemandirian dalam mengakses informasi, serta melindungi diri dari ancaman penipuan daring.
“Acara ini penting karena kemarin saya kehilangan uang yang ada di shopee. Awalnya saya mengisi saldo shopee Rp500 ribu, dua hari kemudian tingga 1 rupiah, ternyata setelah ditelusuri uang saya disedot. Maka ini menunjukkan bahwa kita harus peka terhadap dunia digital dan cerdas digital menjadi penting agar kita terhindar dari penipuan,” terangnya.