Surabaya, MUI Jatim
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI Jatim KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah mengingatkan warga agar tidak golput pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Secara tegas ia mengatakan, warga negara yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Rabu (14/02/2024) mendatang dan mengakibatkan kegagalan pemilu hukumnya dosa bahkan haram.
“Jangan sia-siakan hak pilih, kalau sampai golput dan mengakibatkan kegagalan pemilu itu dosa, hukumnya haram. Karena itu membawa mudarat kepada umat bangsa dan negara. Akan menjadikan tatanan pemerintahan Indonesia semrawut,” ujar Kiai Mutawakkil di Surabaya, Sabtu (10/2/2024).
“Ingat, golput kalau sampai mengakibatkan gagalnya pemilu sehingga rusaknya tatanan pemerintah, tentu itu haram, karena membawa mudarat,” imbuh Kiai Mutawakkil.
Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, itu menyebutkan, menggunakan hak pilih pada pemilu selaras dengan ajaran Islam. Mengingat, hal tersebut termasuk dari menjaga kedaulatan negara.
“Pemilu ini pemenuhan negara terhadap kedaulatan rakyat. Seluruh masyarakat, seluruh umat yang memiliki hak pilih, gunakan hak pilihnya pada 14 Februari nanti, pilih pilpres sampai DPR,” tegasnya.
Dirinya menambahkan, proses pesta demokrasi tersebut merupakan bagian dari untuk menjaga keberlanjutan estafet kepemimpinan sebuah negara. Bahkan, juga bagian dari wujud menjaga kedaulatan negara.
“Menjaga kedaulatan negara sama wajibnya dengan menjaga martabat dan nilai agama. Golput bukan pilihan,” ucap Kiai Mutawakkil.
Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim itu pun berharap Pemilu 2024 dapat berjalan dengan baik, lancar, jujur, adil, dan bisa melahirkan pemimpin terbaik.
“Kita berharap pemilu berjalan dengan damai, jurdil, dan Allah menganugerahkan bangsa kita pemimpin yang bisa membawa negara ini menjadi negara maju, adil, makmur, adil, sejahtera, gemah ripah, menjadi bangsa bermartabat dan dihagai oleh bangsa-bangsa lain di dunia,” ungkapnya.
Pihaknya menyampaikan, bahwa semua calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pasti punya kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang sempurna. Akan tetapi, semuanya merupakan kader dan tokoh terbaik bangsa Indonesia.
“Oleh karena itu pilih salah satu dari tiga ini yang diyakini untuk menjadi pemimpin nasional untuk memberi kesejahteraan ke rakyat,” pungkasnya.